Layanan koneksi Internet selalu diidentikkan dengan bandwith. Penyedia layanan Internet selalu menggembar-gemborkan layanan Internet murah dengan kecepatan tinggi. Benarkah ini? Mengingat harga sambungan Internet internasional sebenarnya tidak turun terlalu banyak dalam 5 tahun terakhir. Bahkan harga sewa backbone per Mbps dari Jakarta ke Singapura labih mahal dari pada sewa bandwidth Singapura ke Los Angeles. Hal ini muncul dalam harian Bisnis Indonesia, terbitan 17 Nopember 2009. Selengkapnya dapat dilihat dalam dokumen terlampir.
Dari artikel tersebut terlihat jelas bahwa yang sebagian besar dipasarkan atau dipromosikan oleh para penyedia Internet adalah bandwidth untuk akses yaitu kecepatan aliran data dari perangkat pengguna (phone cell atau PC) ke jaringan lokal ISP. Dari jaringan ISP ke jaringan Internet lokal atau internasional jarang diungkapkan. Gambar berikut ini memperlihatkan bagian-bagian kecapatan/banwidth untuk mendapatkan koneksi Internet.
Dari gambar diatas terlihat bahwa banyak aspek yang menentukan kualitas koneksi internet yang dirasakan pengguna. Disini juga tampak nyata bahwa akses layanan 3 Mbps bisa lebih buruk daripada layana internet 1:1 64 kbps. Hal ini dikarenakan 3 Mbps hanyalah pipa akses saja, sedangkan jaringan koneksi internetnya sangat terbatas, biasanya 512 kbps, dan dipakai bersama (shared) sampai dengan 100 pengguna. Jadi pada kondisi penuh masing-masing pengguna hanya mendapatkan sekitar 5 kbps, yang hanya sesuai untuk chatting.
Kebutuhan akan Internet akses saat ini sudah menjadi kebutuhan sehari-sehari, terutama dengan boomingnya facebook, dan para operator berlomba-lomba untuk menarik pelanggan. Banyak promosi yang dilancarkan dengan iming harga murah kecepatan tinggi. Kita sebaiknya berhati-hati dalam menyikapinya karena ada hal-hal yang tidak diungkapkan secara rinci mengenai kualitas layanan tersebut. Karena pada akhirnya kualitas layanan inilah yang akan kita gunakan untuk ber-internet-ria.
No comments:
Post a Comment